Al-Quran Sendiri adalah Mukjizat
Mukjizat, yakni sebuah peristiwa yang berada di luar kemampuan akal manusia biasa. Hadirnya seorang utusan Allah SWT selalu membuat kaumnya menuntut ditunjukannya mukjizat sebagai bukti kerasulan. Tak terkecuali pada nabi Musa, Isa, dan baginda nabi Muhammad SAW.
Bukan masalah yang besar bagi Allah SWT untuk menunjukan mukjizat, akan tetapi mukjizat tidaklah diturunkan untuk mengikuti kemauan orang-orang tak beriman. Seorang utusan Allah SWT memiliki misi sesuai kapasitasnya sebagai rasul yakni memperingatkn umat manusia. Tidak ada satu pun rasul yang dapat melakukan keajiaban dan tidak pula dapat memberikan bukti-bukti kanbinnya, terkecuali atas izin Allah SWT.
Katakanlah (Muhammad), "Mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas." QS Al-'Ankabut (29) : 50
Dengan berbagai cara, orang-orang tak beriman menuntut bukti tentang perwujudan Alloh SWT atau turunnya malaikat dari surga. Namun, sebesungguhnya mukjizat itu bukalah dimaksudkan untuk mengikuti kemauan orang-orang kafir. Segera setelah ayat tersebut Allah SWT menyatakan bahwa Al-Qur'an yang diturunkannya sudahlah cukup sebagai mukjizat.
Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Quran) yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam (Al-Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS Al-'Ankabut (29) : 51
Rasulallah selalu menyatakan bahwa, "Aku hanyalah hamba Allah," "Inilah kitab yang diturunkan Allah, jadi berbuatlah menurut aturannya." Allah bertanya, yang berkaitan dengan diturunkannya Al-Quran, "Apakah tidak cukup bagi mereka?" Walaupun demikian, orang-orang beriman tidak memiliki kepuasan dan selalu menyangkal atas semua bukti yang sudah diberikan, mereka menyatakan bahwa Al-Quran itu hanyalah kata-kata manusia.